Secara umum bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi
berupa lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Bahasa
terdiri atas kumpulan kata yang apabila di gabungkan akan memiliki makna
tersendiri. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang
diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu
interaksi sosial dengan manusia lainnya.
Bahasa yang baik adalah
bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus
dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa
yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa
yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke
ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang
benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering
menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
· Apakah kamu ingin pergi jalan-jalan?
· Apa yang sedang kamu lakukan?
· Apa kamu sudah mengerjakan PR?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Ayah dengan Alexander
§ Ayah : Apa kamu sudah makan der?
§ Alaexander : belum yah.
§ Ayah : kenapa kamu belum makan?
§ Alexander : aku mau sholat dulu yah, setelah itu aku akan makan.
Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang
dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari
beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa yang
sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh
lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan
menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil
bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita
memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh
di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi
tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian
kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4)
berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Fungsi Bahasa sebagai alat Komunikasi di Dunia Pendidikan
Bahasa
digunakan sebagai alat komunikasi manusia sejak beratus-ratus tahun
yang lalu, untuk berinteraksi dengan manusia lainnya guna menyampaikan
maksud yang ada di dalam hati dan fikiran manusia, sehingga pada
akhirnya tercipta kerja sama yang baik antar manusia.
Mengenai
tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, dunia pendidikan di sebuah Negara memerlukan sebuah bahasa
yang seragam sehingga kelangsungan pendidikan tidak terganggu.
Pemakaian
lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan mengganggu keefektifan
pendidikan. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa itu, dapat
menjadikan lebih hemat biaya pendidikan. Selain itu juga, peserta didik
dari tempat yang berbeda dapat saling berhubungan.
Peranan Bahasa Dalam Pendidikan
Pendidikan
bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting di dalam dunia
pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa sehari-hari kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus
mempelajari ilmu pendidikan tentang bahasa. Agar kita dapat belajar dan
mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Terutama bagi calon pendidik, pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia memang sangat penting. Karena ketika seorang pendidik
memberikan pengajaran kepada anak-anak didiknya, ia harus bisa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apabila seorang
pendidik menggunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh
anak-anak didiknya.
Pemakaian Bahasa Dalam Pendidikan
Dalam
pemakaian ataupun penggunaannya fungsi bahasa Indonesia yang paling
utama adalah sebagai alat komunikasi. Dalam hal ini berbagai penjelasan
mengenai pemakaian fungsi bahasa dalam pendidikan telah dapat
dikemukakan oleh para ahli bahasa. Beberapa pakar memberikan penjelasan
mengenai pemakaian fungsi bahasa dapat dilihat dari cara pandang
masing-masing.
Akan tetapi, penjelasan mengenai pemakaian fungsi
bahasa secara keseluruhan memiliki banyak persamaan. Berdasarkan data
yang diperoleh dalam penelitian ini, secara konstekstual bahasa yang
digunakan anak-anak dwibahasawan berfungsi sebagai alat berinteraksi
atau interaksional, merupakan alat diri atau personal, alat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan atau heuristik, dan untuk menyatakan
imajinasi dan khayal.
Dengan demikian fungsi bahasa dapat
diartikan sebagai fungsi untuk menjelaskan suatu informasi atau materi
pelajaran yang terkait secara kontekstual. Dan bahasa Indonesia
merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa
yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Adapun itu juga, bahasa
Indonesia dalam pemakaiannya telah berkembang pesat dan sudah tersebar
luas. Sehingga pemakaian bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan bukan
hanya terbatas pada bahasa pengantar, akan tetapi bahan-bahan ajar juga
memakai bahasa Indonesia. Dalam konteks ini bahasa Indonesia adalah
bahasa yang membuka jalan bagi kita menjadi anggota yang seutuhnya dari
bangsa Indonesia.
Artikel Tentang Pendidikan
Pendidikan
sangatlah penting bagi masa depan kita. Kita semua perlu pendidikan
untuk mencapai semua cita-cita kita. Kita perlu sekali pendidikan untuk
masa depan yang lebih baik. Pendidikan mengajarkan kita banyak hal.
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.
Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Tujuan
pendidikan adalah mendidik kita untuk belajar menjalani hidup yang lebih
baik. Dari kita kecil sampai dewasa kita semua pasti belajar. Di saat
kecil kita belajar oleh orang tua kita. Mereka, mengajarkan kita sopan
santun, caranya makan, minum, mandi, bernyanyi, menggambar membaca dan
lain-lain. Setalah itu kita sekolah dari sekolah dasar hingga masuk ke
perguruan tinggi. Di sana kita tidak hanya belajar pelajaran. Tapi, di
setiap sekolah juga mengajarkan kita disiplin dengan peraturan-peraturan
yang harus kita taati di sekolah. Sehingga kita bisa menjadi orang yang
baik kelaknya, bertingkah laku baik, dan mengajarkan kita mana hal yang
baik dan mana yang buruk.
Semakin bertambah umur kita
semakin banyak kita belajar sehingga semakin berkembang pula pikiran
kita, bertambahnya ilmu pengetahuan kita, dan terlihatnya bakat dan
keterampilan yang kita miliki. Dan di saat itu pun kita sudah memikirkan
sebuah tujuan. Semua orang memiliki tujuan untuk menggapai semua
keinginan dan cita-cita. Maka dari itu pendidikan sangatlah penting
untuk membantu kita untuk mewujudkan semua keinginan dan cita-cita kita.
Karena itu semua, selagi kita masih di berikan oleh tuhan kesempatan
untuk belajar jangan sia-siakan itu semua. Semangatlah dalam belajar
untuk meraih kesuksesan agar hidup lebih baik di masa depan.
http://fcaesaraviandi.blogspot.co.id/2015/10/penggunaan-bahasa-indonesia-dengan-baik.html
Aditya Nugroho (10113245/3KA19)
- Home
- Profile
- Kompetensi Kejuruan
- Softskill UG
- Tutorial
- Blog Friend Class SMKN 1 Jakarta
- ADEDTIYO
- ADITYA
- AGUNG SETIYAWAN
- AGUNG WIDODO
- AHMAD ROBBANI
- ALBAR
- ALPIN
- ANANDA LARASSATI
- ANANDA NINO S
- ANDHIKA DWI R
- ANGGELEL DWIYAN R
- AYU TRI A
- BAGUS ILHAM S
- BALQIS NURUL H-
- BAPTISTA RAJA D
- BAREB DESTYANTO
- BELLA K.D
- BILLY ANDIKA
- CHANDRA ADAD D
- CHUSTUR TRIYATMOJO
- DANIS FAIZAL
- DEVANGGA REZA S
- DWI AYU RESTUNING R
- EBBY ANDIYANSYAH
- FACHRURROZI
- FAISAL VIKRI A
- FAJAR FEBRIYANTI
- FAQIH ALIF FAUZI
- FIKRI ALVIANTO
- FIQIH PINANDITA
- HIFID SEPTAYADI
- Contact Us
Minggu, 20 Maret 2016
penggunaan bahasa indonesia secara baik dan benar
Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia
secara baik dan benar
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terdiri
dari kata baik dan benar yang ke dua-nya memiliki arti.
Bahasa Yang Baik
Penggunaan bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif)
adalah sesuai dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal ini
harus disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial, lingkungan sosial,
dan sudut pandang khalayak sasaran kita. Dengan kata lain, bahasa yang kita
gunakan sesuai dengan lawan bicara, sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman
ketika berkomunikasi.
Bahasa Yang Benar
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu
peraturan bahasa (tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan). Bahasa
yang benar mengacu pada kaidah penulisan dan pengucapan Bahasa Indonesia
seperti yang tertera dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dan terdapat pula di
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Dari 2 hal diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang tidak menyinggung lawan bicara,
dan tiap katanya adalah bagian dari kata-kata dalam kamus besar bahasa
Indonesia.
B
erbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan
pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping
itu mengikuti kaidah
bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik
dan benar” mengacu
ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan
dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti
ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan
bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan
bahasa yang baku Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan
seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan.
Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau
tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah
Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan
benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi
pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan
(4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Contoh Fungsi Bahasa sebagai alat
komunikasi
Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama
bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang
lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa
tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam
kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya
berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan
dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi
komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih
sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang
Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk
penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi
bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak
bahasa.
Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan
tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respon
pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk
merumuskan maksud kita. Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang
kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain, kita dapat mempelajari
dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang
telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
Aditya Nugroho (10113245/3KA19)
Langganan:
Postingan (Atom)